19 Juli 2007

Ugh…….!!! [2]

Saya kembali diserang sakit radang tenggorokan. Benar-benar menyebalkan. Padahal radang ini belum sebulan yang lalu kambuh, dan sekarang, walah kok ya tega-teganya menyerang saya lagi. Persediaan obat saya sudah menipis, jadi sepertinya harus singgah dulu ke apotek sepulang dari kantor nanti malam.

Penyebab kambuhnya sih saya tahu. Gara-garanya, saya nekat makan oleh-oleh pemberian Dani–ilustrator Majalah Kombinasi. Sebenarnya saya tidak akan menyalahkan Dani atas oleh-oleh tersebut. Pasalnya, saya sendirilah yang meminta dia untuk membawakan saya camilan, jika dia hendak ke CRI–kantor saya. Saya mengharapkan Dani mengoleh-olehi saya keripik paru, seperti yang biasa dia bawakan untuk saya setiap kali datang ke CRI. Namun ternyata Dani membawa sebungkus kacang–entah kacang apa, saya tidak begitu tahu–dan pillow (snack ini merupakan genre lain dari krupuk, berbentuk kotak kecil-kecil, dan dilapisi keju). Nah, saya terlalu asyik makan pillow itu, hingga hampir separo isi toples saya habiskan sendiri.

Alhasil, malamnya, saya terserang batuk-batuk hebat, tenggorokan saya seperti disayat-sayat, perih. Saya belum curiga jika radang tenggorokan saya bakalan kambuh. Hingga pagi harinya, saat terbangun karena hendak menerima telepon dari Syamsul Alam (Kendari), ehh..... ternyata suara saya justru tidak mau keluar. Saya musti berdehem-dehem beberapa kali agar suara saya bisa keluar, untuk sekadar mengucapkan "halo" pada Syamsul. Saya sempat meng-SMS Thalib, memberi tahu kalau radang tenggorokan saya kambuh. Dia membalasnya dengan menulis, "Minum obat dulu biar agak mendingan." Balasan SMS itulah yang menjadi reminder saya untuk segera ke apotek, karena saya hampir kehabisan persediaan obat.

Dan selama di kantor, saya tersiksa setengah mati dengan tenggorokan saya yang benar-benar tidak mau diajak kompromi ini. Padahal, saya tengah dikejar deadline, ngedit materi Kombinasi Edisi 21 dan Buletin Kaukus 17++ yang segera naik cetak. Plis, tolongin saya dong…..***