03 Juli 2007

“Bidadari Penyelamat”*

Saya salah seorang penggemar berat acara K!ck Andy di Metro TV setiap Kamis malam. Salah satu yang saya gemari di acara tersebut adalah Andy F Noya, bukan karena dia berambut keriting lho, tapi lebih karena saya melihat kehadiran Andy dengan talk show-nya itu selayak "bidadari penyelamat" bagi banyak orang.

Di negeri ini, menurut saya, ada banyak sekali "larangan" yang jika dilanggar akan fatal sekali akibatnya. Di antaranya dilarang miskin, dilarang sakit, dilarang cacat, dilarang tidak cantik, dan masih banyak lagi larangan yang bersifat mendiskreditkan kelompok orang tertentu. Namun, untunglah negara ini memiliki orang seperti Andy. Saya sih masih yakin sebenarnya ada banyak sekali "Andy" di seluruh penjuru negeri ini, cuma mereka tidak mempunyai kesempatan mengelola talk show seperti Andy F Noya.

Saya percaya, setiap orang memiliki "mukjizat"-nya masing-masing. Apa pun bentuknya. Saya juga percaya Tuhan ada di mana-mana. Setiap kali acara K!ck Andy berakhir, saya selalu saja menggumamkan, "Akan selalu ada malaikat penyelamat dalam hidup seseorang." Saya mengagumi Andy karena dia selalu bisa menciptakan mukjizat bagi orang lain. Sedangkan saya….. Jangankan menjadi mukjizat bagi orang lain, hingga detik hari ini pun saya masih terus mengharapkan mukjizat itu hadir dalam hidup saya.

Suatu hari, saya menerima email dari Mas Roni–sahabat saya yang tinggal di Semarang–yang isinya cukup membuat saya "terharu-biru". Email itu sebenarnya jawaban dia atas pertanyaan saya, seperti apa sebenarnya dia memandang saya selama ini, dan jawabannya:
"duk, biduk, biduk, duk biduk
dulu, sekarang, dan semoga selalu: kamu orang baik.
itu yang ada dalam pikiranku.
hanya saja, dalam dunia yang jungkirbalik ini, orang
sering keliru menatap kebaikan orang.
saran saya: kamu hanya butuh selalu bersabar untuk
terus jadi orang baik. dan kamu harus yakin itu.
dan sebenarnya tak mudah jadi orang baik.
tapi kamu jangan seperti saya: pura-pura jadi orang
yang baik. karena sebenarnya aku lagi terus belajar
menjadi orang baik.
duk, biduk, biduk.
jangan cari malaikat penyelamat atau mukjizat. semua
ada di dirimu. pepatah jawa bilang: usada iku ana ing awake
dhewek.
salam sayang"

Ah, Mas Roni masih saja beranggapan saya adalah orang yang baik. Padahal, mungkin saja, secara sadar atau tidak sadar, saya masih sering menyakiti hati orang lain.

Mas Roni juga sering mengingatkan saya, bahwa ada "malaikat hidup" yang ada di dekat saya dan saya tidak perlu mencarinya terlalu jauh. Yakni Mami saya. Saya memang melihat Mami adalah seorang perempuan yang sangat hebat. Sejak bapak saya meninggal, Mami harus berjuang sendiri melanjutkan hidup. Mami selalu berusaha tidak mengeluh. Bahkan rumah besar peninggalan bapak itu mau tidak mau harus dirawatnya seorang diri karena tidak ada anak-anaknya yang mau tinggal lama di sana. Saya sangat tahu Mami kesepian menghuni rumah sebesar itu sendirian. Mba Ika–kakak saya–memilih tinggal di Italia, saya dan Cendhul–adik bungsu saya–tinggal di Jogja, sedangkan Robi' dan Rois–dua adik laki-laki saya–sekarang di Solo (Robi' meskipun dia selalu pulang ke rumah, namun keberadaannya tidak pernah benar-benar di rumah).

Selama ini, saya memang selalu menjadikan Mami dan rumah sebagai "bidadari penyelamat" dalam hidup saya. Sebab, ketika di rumah, segala macam persoalan seperti tiba-tiba menemukan jalan keluarnya sendiri-sendiri, semua masalah selesai dengan sendirinya. Tapi, saya selalu saja mencari-cari alasan untuk tidak pulang. Bahkan Mami sampai memohon-mohon agar saya mau pulang sebentar. Tapi ya itu tadi, entah kenapa, saya malas sekali pulang. Walah, tiba-tiba saya kok malah jadi sangat rindu rumah. Kangen nasi goreng buatan Mami yang rasanya paling enak sedunia, menurut saya.***
[*judul lagu Slank]