27 Juni 2007

Asyiknya Belajar Sekaligus Bermain di Taman Pintar Yogyakarta



Saat ini Kota Yogyakarta telah memiliki fasilitas publik yang mengakomodasi kebutuhan belajar sekaligus juga bermain bagi anak-anak. Yakni Taman Pintar Yogyakarta, yang terletak tepat di jantung kota gudeg di jalan Panembahan Senopati di depan Gedung Bank Indonesia.

Terinspirasi dari negara-negara lain yang telah memiliki science park, maka Pemerintah Kota Yogyakarta yang didukung oleh anggaran dari APBD I Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, APBD II Kota Yogyakarta, serta mendapat support dari pemerintah pusat, Taman Pintar dibangun sebagai ikon guna mengukuhkan Yogyakarta sebagai Kota Pelajar.

Sesuai dengan namanya, Taman Pintar yang menempati area seluas 1,2 hektare itu benar-benar didirikan guna mengasah kepintaran anak-anak. Selain itu juga untuk meningkatkan daya tarik anak-anak terhadap sains dan teknologi melalui pengalaman dan pembelajaran yang menyenangkan. Di Taman Pintar disediakan sarana playground untuk bermain yang di sana juga terdapat arena bermain dan gedung PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), kios buku (shopping center), radio anak guna mengekspresikan diri, serta gedung kotak dan oval yang akan menyediakan sarana belajar aplikasi teknologi modern dan perkembangan sains dari waktu ke waktu. Dua gedung terakhir itu saat ini tengah dikebut penyelesaiannya.

Meski pembangunannya baru rampung 35 persen dikerjakan, saat ini Taman Pintar telah banyak menerima pengunjung, terutama untuk sarana playground dan gedung PAUD. Di arena playground terdapat sarana belajar yang sekaligus juga bermain yang menyenangkan. Ada dinding berdendang, parabola berbisik, pipa bercerita, cakram spektrum warna, gelembung sabun, kolam Archimedes, rumah gantung, dan kolam air mancur.

Alat-alat permainan yang dirancang di Taman Pintar sangat mendukung ke arah sana. Pengunjung pun tidak perlu kebingungan dengan tata cara permainan yang disediakan. Selain akan ada relawan pemandu yang akan telaten memberi pengarahan, sarana-sarana yang disediakan itu juga telah dilengkapi papan petunjuk tentang cara mengoperasikan dan bagaimana alat-alat itu dapat berfungsi.

Seperti pada pipa bercerita, di papan petunjuk tertulis: Berbicaralah pelan-pelan di depan salah satu pipa, sedang temanmu mendengarkan di ujung lain pada pipa yang sama warnanya, kemudian mintalah temanmu berbicara pelan-pelan dan kamu ganti mendengarkan, apa yang terjadi? Nah jika Anda ingin tahu apa yang akan terjadi maka Anda harus mencobanya sendiri dengan menuruti semua instruksi tersebut.

Atau Anda ingin mengetahui dari mana bunyi itu berasal, segeralah mendekat ke dinding berdendang. Di sana terdapat dinding besar dengan banyak gendang, lalu ambillah pemukul yang sudah disediakan dan pukullah gendang-gendang yang tertempel di dinding itu. Lantas dengarkan dan cermati perbedaan bunyi yang ditimbulkan di masing-masing getaran gendang yang menjadi sumber bunyi tersebut.

Stimulus otak
Semua alat permainan yang dipasang di playground yang memenuhi hampir separuh area Taman Pintar itu selain merangsang daya tarik anak untuk mengetahui lebih dalam tentang fenomena alam, juga bertujuan untuk menstimulus perkembangan otak anak usia dini, dasar, hingga menengah. Meskipun semua alat peraga itu telah dilengkapi dengan papan petunjuk, namun di sana tidak akan disebutkan suatu kesimpulan atas apa yang akan terjadi dengan simulasi yang harus dilakukan oleh pengunjung.

“Kita tidak memberikan kesimpulan-kesimpulan pada alat-alat permainan itu, seandainya suara dari getaran kita tidak tulis di sana, biarkan mereka melakukannya sendiri lalu mereka bertanya-tanya kepada dirinya sendiri atau orang tua, mungkin mereka akan bertanya kepada pemandu. Kami memang merangsang mereka membuat kesimpulan sendiri untuk bereksplorasi, artinya di sini kita tidak membatasi siapa tahu dia nanti akan menemukan kesimpulan-kesimpulan baru dari fenomena-fenomena alam tersebut,” terang Drs Aulia Reza Bastian MHum, Koordinator Pengelola Taman Pintar.

Sarana lain yang juga bertujuan guna merangsang perkembangan otak bagi anak adalah dua gedung PAUD, barat dan timur. Ruangan-ruangan dalam gedung tersebut di antaranya ruang profesi, komputer kid, susun balok, bermain, sains dan teknologi, budaya dan religi, jati diri (mencakup ruang perpustakaan), serta ruang pertunjukan. Di ruang komputer kid terdapat delapan komputer yang telah tersambung ke internet secara on line. “Meskipun internet di sini telah on line, pemandu-pemandu kami tetap memantau agar tidak disalahgunakan penggunaannya, kalau tidak dipantau jangan-jangan nanti mereka membuka situs-situs yang belum layak dikonsumsi,” ujar Reza.

Saat ini yang terlihat paling eksis dari semua sarana yang ada di Taman Pintar adalah Radio Anak Jogja yang bertujuan sebagai ajang berekspresi dan berkreasi bagi anak-anak Yogya. Radio yang mengudara di frekuensi FM 99,9 Mhz itu melibatkan anak-anak sebagai penyiar. Lebih dari 50 persen konten acaranya pun adalah program anak yang mengakomodasi kebutuhan anak-anak mulai dari hiburan hingga bidang pendidikan dan wawasan yang berhubungan dengan anak.

Hibah natural
Menurut Reza, dibutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp 50 miliar guna menyelesaikan pembangunan seluruh area Taman Pintar hingga mencapai 100 persen yang rencananya akan ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2007 mendatang. Seluruh dana untuk menyelesaikan pilot project image building sebagai ikon Kota Pelajar itu selain berasal dari anggaran pusat dan daerah, juga donasi dari masyarakat yang berupa dana hibah natural yang bersifat halal dan tidak mengikat. Dana hibah natural itu diharuskan bukan berupa uang tunai melainkan berupa peralatan penunjang pendidikan atau sarana-sarana pendukung konten yang dikembangkan di Taman Pintar, seperti komputer, buku-buku, atau sarana belajar yang lainnya.

“Saya rasa Taman Pintar ini sangat mendesak untuk segera diselesaikan pembangunannya. Sebab gempa yang mengguncang Yogya beberapa waktu yang lalu telah ikut menghancurkan banyak sarana belajar seperti sekolah dan laboratorium. Jika pembangunannya telah selesai seluruhnya, kehadiran Taman Pintar bisa dimanfaatkan sebagai sarana penunjang pihak sekolah sebagai sumber belajar alternatif. Apalagi nanti di sini juga akan ditampilkan perkembangan teknologi yang bersifat futuristik dan jejak science yang berisi tentang miniatur penemuan-penemuan teknologi di masa lalu,” jelasnya.

Di samping itu, pihak pemerintah setempat akan memperoleh efek samping dari kehadiran Taman Pintar itu. Yakni peningkatan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Sebab sebagai ruang publik yang menyediakan sarana bermain dan belajar, di masa yang akan datang Taman Pintar juga dapat diandalkan sebagai salah satu tujuan wisata khususnya edu-turism.***
[Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Kombinasi Edisi 16/September 2006]